content CRI Engine Control System - Basic Mechanic Course
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CRI Engine Control System

CRI Engine Control System 

cri

Komponen CRI Engine

Keterangan Diagram CRI Engine Control System

1. NE speed sensor
2. Engine controller
3. Injector assy
3A. orifice
3B. control chamber
3C. hydraulic piston
3D. injector
3E. nozzle
4. Orifice
5. Fuel tank
6. Strainer
7. Pre-fuel filter
8. Priming pump
9. Fuel filter
10. Engine throttle
11. Pressure limiter
12. Flow damper
13. High pressure injection pipe
14. Common rail
15. Fuel supply pump
15A. PCV
15B. High pressure pump
15C. priming pump
15D. feed pump
15E. Bkup speed sensor (G sensor)
16. Overflow valve
17. Air bleeding valve


Cara Kerja CRI


Engine controller akan mendapatka signal dari beberapa sensor. Kemudian engine controller akan memproses input signal tersebut dan memberikan output command signal ke setiap actuactor untuk melakukan pengontrolan ke fuel injector rate dan fuel injection timing.
 
 
System configuration
CRI terdiri dari fuel supply pump (15), common rail (14), injector (3), engine controller (2) yang mana digunakan untuk melakukan pengontrolan komponen dan sensor.


Fuel supply pump menghasilkan fuel pressure di common rail. Fuel pressure dikontrol oleh fuel delivery dari supply pump. Sedangkan fuel delivery dikontrol oleh ON dan OFF PCV (discharge control valve) (15A) pada supply pump sesuai dengan electric signal dari engine controller.
 

Common rail menerima pressure fuel dari fuel supply pump dan mendistribusikan
kesetiap cylinder. Fuel pressure akan dibaca oleh sensor yang dipasang di common rail dan mengontrol apakah pressure fuel yang dikirim sudah sesuai dengan command pressure yang sesuai diberikan oleh engine controller. Fuel pressure di common rail diteruskan ke nozzle (3E) dan mengontrol chamber (3B) pada injector melalui pipa fuel injection ke setiap cylinder.
 
 
Injector akan mengontrol fuel injection rate dan fuel injection timing dari ON dan
OFF pada TWV ( two-way valve solenoid valve). Jika TWV ON (energized), sirkuit
fuel akan berubah menjadi high –pressure fuel yang di control chamber melalui orifice (3A). Sebagai akibatnya gaya yang dihasilkan dari pressure pada saat high
pressure fuel di nozzle akan meningkat dan needle valve akan memulai saat
penginjeksian.
 
 
Dan jika TWV OFF (de-energized), sirkuit fuel akan berubah yang mana highpressure
fuel dapat di supply ke control  chamber melalui orifice. Sebagai akibatnya, needle valve bergerak kebawah dan waktu penginjeksian berakhir. Sesuai dengan iru, fuel injection timing dan fuel  injection rate yang dikontrol secara electronic dikontrol kemasing-masing timing untuk mengaktifkan TWV dan mengatur lamanya TWV tersebut aktif.